Kebiasaan sehari-hari yang dilakukan orangtua ternyata bisa menghambat tumbuh kembang bayi. Contohnya adalah kebiasaan terlalu sering menggendong bayi.
Menurut Dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi medik, Maria Eva Dana, terlalu sering menggendong bayi bisa memerlambat perkembangan berjalan anak atau motoriknya.
"Jangan selalu digendong. Digendong hanya seperlunya saja. Kalau terus digendong, bisa memerlambat perkembangannya," kata Dana di Kementerian Kesehatan, Kamis (24/11/2016).
Dana mengatakan, bayi juga perlu diletakkan di kasur agar leluasa bergerak dan belajar sendiri. Sesekali orangtua juga bisa membantu memiringkan badan bayi, agar tak selalu dalam posisi telentang.
Jangan lupa dengan memberikan mainan yang bisa digenggam dan dilihat bayi. Mainan itu bisa diletakkan di samping atau menggantung di atas tubuh bayi.
"Jadi ada sesuatu yang menarik dia untuk bergerak," jelas Dana.
Sesuatu yang menarik perhatian bayi itu pun bisa untuk mengatasi bayi agar tidak terlalu rewel. Jika terlalu sering digendong, khawatir bayi akan selalu rewel setiap kali diletakkan. Akhirnya, bayi bisa malas belajar merangkak hingga berjalan nantinya.
Begitu pula halnya dengan membedong bayi. Jangan terlalu lama membendong bayi dan biarkan tangannya keluar dari kain bedong agar bisa bergerak bebas, sehingga merangsang motoriknya.
Menurut Dana, orangtua juga perlu memantau tabel perkembangan anak. Orangtua perlu waspada, jika pada usia 3-4 bulan, bayi belum bisa tengkurap atau belum bisa duduk pada usia 9-10 bulan.
"Usia satu tahun anak belum berdiri-diri juga harus diwaspadai," kata Dana. Jika mencurigai anak mengalami keterlambatan berjalan, seggera kunjungi dokter. Apabila terdapat kelainan, bisa dilakukan intervensi lebih dini.
(Dian Maharani/Kompas.com)

TRIBUNJABAR.CO.ID/

Terlalu Sering Menggendong Bayi Ternyata Salah, Ini Penjelasannya!


Kebiasaan sehari-hari yang dilakukan orangtua ternyata bisa menghambat tumbuh kembang bayi. Contohnya adalah kebiasaan terlalu sering menggendong bayi.
Menurut Dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi medik, Maria Eva Dana, terlalu sering menggendong bayi bisa memerlambat perkembangan berjalan anak atau motoriknya.
"Jangan selalu digendong. Digendong hanya seperlunya saja. Kalau terus digendong, bisa memerlambat perkembangannya," kata Dana di Kementerian Kesehatan, Kamis (24/11/2016).
Dana mengatakan, bayi juga perlu diletakkan di kasur agar leluasa bergerak dan belajar sendiri. Sesekali orangtua juga bisa membantu memiringkan badan bayi, agar tak selalu dalam posisi telentang.
Jangan lupa dengan memberikan mainan yang bisa digenggam dan dilihat bayi. Mainan itu bisa diletakkan di samping atau menggantung di atas tubuh bayi.
"Jadi ada sesuatu yang menarik dia untuk bergerak," jelas Dana.
Sesuatu yang menarik perhatian bayi itu pun bisa untuk mengatasi bayi agar tidak terlalu rewel. Jika terlalu sering digendong, khawatir bayi akan selalu rewel setiap kali diletakkan. Akhirnya, bayi bisa malas belajar merangkak hingga berjalan nantinya.
Begitu pula halnya dengan membedong bayi. Jangan terlalu lama membendong bayi dan biarkan tangannya keluar dari kain bedong agar bisa bergerak bebas, sehingga merangsang motoriknya.
Menurut Dana, orangtua juga perlu memantau tabel perkembangan anak. Orangtua perlu waspada, jika pada usia 3-4 bulan, bayi belum bisa tengkurap atau belum bisa duduk pada usia 9-10 bulan.
"Usia satu tahun anak belum berdiri-diri juga harus diwaspadai," kata Dana. Jika mencurigai anak mengalami keterlambatan berjalan, seggera kunjungi dokter. Apabila terdapat kelainan, bisa dilakukan intervensi lebih dini.
(Dian Maharani/Kompas.com)

TRIBUNJABAR.CO.ID/

No comments:

Post a Comment